Advertisement

Pena dan Kehidupan

 


Saat jemari ingin berhenti menulis.

Itulah akhir dari segala kisah yang tertunda 

Karena bait-bait inipun masih menunggu sepenggal episode yang belum tentu tuntas.

Tapi bisa juga..

Menjadi akhir dari segala cerita.

Karena setiap ending yang tercipta, terkadang juga berakhir tanpa bahagia.

Hidup, laksana sebuah drama atau opera.

Terkadang menangis, tapi ada juga gelak tawa.

Dan manusia adalah peran dari kisah kasih romantika dunia.

Kita adalah sang pelupa..

Disaat selalu mengeluh tanpa mengerti diri.

Seolah semua kebahagiaan itu telah musnah.

Tapi, masih suka berharap dalam keraguan yang nyata.

Kita adalah sang pena..

Kala menuliskan sendiri setiap jejak dan langkah.

Kemudian mengukirnya dengan tinta hitam serta putih.

Kita yang mengarang.

Kita yang membaca.

Kita jugalah yang kelak akan merasa ketika takdir telah menuntun kedalam pintu rahasianya

Jangan butakan hati kita hanya karna keinginan yang tidak tercapai, lalu kita menjadi manusia pengeluh

Sebab pengeluh adalah tanda bahwa diri kita ini menjadi pribadi pecundang bukan pemenang

Pengeluh seringkali fokus melihat kekurangan, mengkhawatirkan apa yang belum dimiliki hingga lalai dengan apa yang ada

Tidak salah memang punya keinginan. Tapi jangan sampai keinginan itu menghambat kita untuk bahagia

Syukuri apa yang ada saat ini, terima dan nikmati apa yang Allah sudah berikan, kita akan merasakan betapa indahnya hidup ini

Jangan khawatir kita tidak punya apa-apa, ingatlah kita masih punya diri kita, karna diri kita adalah aset terbesar kita

Berterima kasihlah pada Allah atas segala kebaikan-Nya, niscaya Allah akan berkenan memberikan tambahannya


Posting Komentar

0 Komentar