Advertisement

3 SEBAB KEGALAUAN HIDUP


Setidaknya ada 3 hal yang membuat hidup kita penuh dengan 'kegalauan'.

Yang pertama; ketika kita tidak punya arah dan tujuan yang jelas, kemana kah kiranya akhir dari perjalanan hidup ini?

Karena itu, langkah pertama untuk bisa menghapus kegalauan adalah menetapkan titik tuju dan memperjelas peta hidup, apa sebenarnya yang kita tuju di akhir nanti? Apa sebenarnya yang kita cari?

Semakin jelas titik tuju yang ditetapkan, semakin mantap dan damai hati kita dalam menjalaninya.

Yang kedua; saat kita tak mau menerima kenyataan.

M. Scott Peck, seorang psikiater yang telah menangani ratusan pasien gangguan jiwa mengatakan; ada begitu banyak jenis-jenis gangguan jiwa, mulai dari yang ringan (sulit tidur, emosional/mudah marah, stress) sampai yang berat (depressi, schizophrenia, dll), tapi yang menarik bahwa ternyata semua itu memiliki akar penyebab yang sama; tidak mau menerima kenyataan.

Semakin kita tidak ridho dengan suatu hal, maka kita akan semakin 'galau' dalam hidup.

Perjalanan menemukan hati yang ridho dan penuh dengan penerimaan adalah perjalanan untuk menemukan makna (meaning) dari setiap kejadian.

Butuh baik sangka dan cara pandang positif agar bisa menemukan makna indah dari setiap hal. Orang-orang yang selalu bisa menemukannya adalah mereka yang yakin dengan kasih sayang Rabbnya.

Sebab kegalauan yang ketiga adalah; hati yang selalu merasa kurang dan tak pernah puas.

Terjebak dalam angan-angan, sibuk memikirkan apa yang belum ada hingga lupa mensyukuri apa yang sudah ada.

Untuk itu, kita perlu melatih diri terus menerus agar bisa menikmati karunia yang telah ada, merasa cukup dengan segala pemberianNya.

HARUS ADA ORANG YANG SENANTIASA MENGATAKAN KEBENARAN..

"Cukuplah kejahatan itu akan meraja lela ketika orang-orang baik tak melakukan apa-apa".

Kebenaran haruslah disuarakan, meski akan ada orang yang tidak menyukainya, hingga mungkin memusuhi orang yang menyampaikan kebenaran itu.

Karena ketika tiada satupun orang yang berani sampai kan kebenaran, maka yang kita khawatirkan muncullah orang-orang jahil, yang berkata dengan perkataan yang mungkar, dan umat pun akhirnya terbawa arus oleh perkataan si jahil tersebut.

Tentu ini bukan perkara yang remeh, diamnya seorang alim, seorang intelektual yang faham akan kebenaran, hal itu tentu akan menimbulkan kerusakan dimana-mana.

Andaikan kebenaran tidak disampaikan, tentu kita tidak akan pernah merasakan indahnya iman.

Kita akan masuk dalam kubangan lumpur dosa, maksiat dan kesesatan.

Karena hakikatnya kebenaran layaknya sebuah cahaya yang menyinari kegelapan.

Posting Komentar

0 Komentar